Ad Code

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Sistem Pendingin Mekanik dan Non-Mekanik

Pada prinsipnya, sistem pendingin bekerja berdasarkan pada pengambilan kalor dari satu tempat dan dibawa ke tempat lain. Tempat atau daerah tersebut adalah tempat yanga akan didinginkan dan tempat lainnya adalah tempat pembuangan kalor. Pengambilan kalor dari tempat yang didinginkan ini dilakukan oleh zat pendingin antara yaitu refrigeran yang menguap di dalam sistem. Agar terjadi proses pengambilan kalor, maka di dalam sistem pendingin tertutup perlu adanya perbedaan tekanan yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. Bila kompresor digunakan untuk keperluan ini, maka sistem tersebut dinamakan sistem pendingin mekanik. Bila tidak memerlukan kompresor atau peralatan sejenis maka sistem dinamakan sistem pendingin non-mekanik.

A. Sistem Pendingin Mekanik

Refrigeran di dalam sistem akan dapat menguap apabila terjadi suatu kondisi tertentu sesuai dengan kondisi dimana refrigeran mencapai titik didihnya. Titik didih refrigeran pada umumnya berada dibawah suhu 0°C pada tekanan atmosfer normal. Dengan demikian perlu adanya suatu daerah (di dalam sistem) agar titik didih refrigeran tercapai.

1. Sistem kompresi 

Salah satu pemecahan untuk mendapatkan kondisi agar titik didih refrigeran tercapai adalah dengan jalan membentuk suatu daerah penguapan yang bertekanan rendah. Seperti terlihat pada tabel-tabel uap refrigeran titik didih dapat dicapai dengan kondisi bermacam-macam sesuai dengan tekanan yang bekerja pada saat itu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kompresi uap yaitu menciptakan dua daerah tekanan yang berbeda untuk mendapatkan keadaan refrigeran yang berbeda. Refrigeran yang berbeda adalah refrigeran dalam keadaan cair dan uap. Refrigeran dalam bentuk uap ini diubah kembali bentuknya agar menjadi cairan. Untuk mendapatkan dua bentuk refrigeran ini (cair dan uap) diperlukan beberapa peralatan pokok dalam sistem kompresi uap. 

Dengan adanya kompresor serta katup ekspansi terbentuklah dua daerah yaitu daerah yang bertekanan tinggi dimana refrigeran dirubah bentuknya menjadi cair setelah mencapai suhu pengembunan. Hal ini dilakukan dengan cara ditekan dan untuk daerah yang bertekanan rendah agar refrigeran diusahakan menguap di daerah ini setelah tercapai suhu penguapannya. 

Pada sistem pendingin mekanik, sistem dibagi menjadi dua daerah tekanan yang digunakan refrigeran. Daerah tekanan rendah sistem terdiri atas katup ekspansi, evaporator, dan saluran isap. Tekanan yang digunakan refrigeran pada bagian ini adalah tekanan rendah dimana refrigeran menguap di evaporator. Tekanan ini dikenal sebagai sisi tekanan rendah atau tekanan evaporator atau tekanan isap atau pula tekanan balik. 

Sisi tekanan tinggi atau sisi tekan dari sistem terdiri atas kompresor, saluran tekan atau saluran gas panas kondensor, penampung refrigeran dan saluran cairan. Tekanan yang digunakan refrigeran pada bagian ini adalah tekanan tinggi dimana refrigeran mengembun di kondensor. Tekanan ini disebut tekanan pengembunan atau tekanan discharge atau lebih dikenal dengan tekanan head.

Titik pembagi antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dari sistem adalah katup ekspansi atau alat kontrol aliran refrigeran dimana pada alat ini tekanan refrigeran diturunkan dari tekanan pengembunan ke tekanan penguapan dan pada katup tekan (katup pengeluaran di sisi tekan) kompresor, dimana uap refrigeran bertekanan tinggi keluar setelah ditekan. 

Cara kerja sistem pendingin mekanik jenis sistem kompresi ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Dimulai dari penampung refrigeran, refrigeran cair bertemperatur dan bertekanan tinggi, kemudian mengalir melalui saluran cairan menuju ke katup ekspansi. Pada katup ini tekanan refrigeran cair diturunkan hingga temperatur penguapannya. Dengan demikian temperatur jenuh refrigeran ketika memasuki evaporator akan lebih rendah dari temperatur sekelilingnya. Didalam evaporator ini refrigeran akan menguap pada tekanan dan temperatur tetap serta mengambil kalor dari daerah sekitar atau sekelilingnya. Akibat kerja dari kompresor, uap hasil penguapan kemudian diisap melalui saluran isap menuju kompresor. Selama mengalir melalui saluran isap ini refrigeran uap dari evaporator menuju kompresor, uap biasanya menyerap kalor dari udara sekeliling saluran isap dan uap menjadi uap dipanaskan lanjut. 

Di dalam kompresor temperatur dan tekanan uap naik akibat ditekan kompresor. Uap yang bertemperatur dan bertekanan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran gas panas ke kondensor. Di kondensor, uap akan membuang atau mengeluarkan kalor ke udara sekeliling yang mengalir karena hembusan kipas kondensor. Ketika uap panas memberikan kalor ke udara sekeliling yang lebih dingin, temperatur uap turun hingga temperatur pengembunannya sesuai dengan tekanan pada saat itu. Kemudian refrigeran akan mengembun dan kembali berubah bentuk menjadi cairan. Refrigeran cair ini, kemudian kembali menuju penampang refrigeran dan siap untuk beredar kembali. Selama refrigeran cair mengalir melalui saluran tekan atau cairan refrigeran memberikan kalor ke udara sekeliling saluran dan refrigeran cair ini menjadi cairan yang didinginkan lanjut. 

2. Kompresor 

Didalam sistem pendingin mekanik, kompresor merupakan alat yang sangat diperlukan. Kompresor sering disebut sebagai jantung dari suatu sistem pendingin mekanik. Cara bekerjanya seperti halnya dengan jantung manusia, memompa refrigeran dan mengerdarkannya ke seluruh sistem. 

Pada prinsipnya, fungsi dari kompresor adalah :

a. Dengan adanya katup ekspansi membentuk dua daerah tekanan yaitu daerah atau sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.

b. Dengan prinsip kerja isap-tekan, dapat mengedarkan refrigeran ke seluruh sistem.

Dari letak motor penggerak kompresor tersebut, kompresor dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:

a. Kompresor Hermetic

b. Kompresor Semi-hermetic.

c. Kompresor Open-type

Kompresor hermetic adalah kompresor dimana motor penggerak kompresornya berada dalam satu tempat atau rumah yang tertutup, bersatu dengan kompresor. Motor penggerak langsung menggerakkan atau memutarkan poros kompresor.


Kompresor Semi-hermetic adalah kompresor dimana motor serta kompresornya berada dalam satu tempat atau rumah, tetapi motor penggeraknya letaknya terpisah dari kompresor. Kompresor digerakkan oleh motor penggerak melalui sebuah poros penggerak. Kompresor Semi-hermetic sering disebut pula kompresor hermetic jenis baut atau bolset type hermetic

Kompresor open-type adalah kompresor dimana motor penggeraknya terpisah sama sekali dengan kompresor yang digerakkannya. Kompresor digerakkan oleh motor penggerak melalui hubungan sabuk. Kompresor jenis ini pada umumnya lebih banyak digunakan pada unit-unit yang besar kapasitasnya serta pemeliharaannya lebih mudah dan sederhana. Namun kompresor jenis ini mempunyai kelemahan yaitu suaranya bising. Suara bising hermetic dan Semi-hermetic pada kompresor praktis kurang atau lebih lemah. Kompresor berfungsi membentuk dua daerah tekanan refrigeran dan mengerdarkannya ke seluruh sistem. Bila dilihat dari sisi kedua fungsi ini, maka kompresor dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu:

1). Kompresor Torak (Reciprocating Compressor) .

2). Kompresor Rotari (Rotary Compressor).

3). Kompresor Sentrifugal (Centrifugal Compressor).

4). Kompresor Ulir (Screw-type Compressor).

Gambar Kompresor open-type 
Pada kompresor torak, refrigeran ditekan dan diisap oleh piston yang bergerak naik turun atau maju-mundur melalui katup tekan dan katup isap. Refrigeransi cair setelah melalui katup ekspansi akan menguap di evaporator, diisap oleh kompresor melalui katup isap kemudian ditekan melalui katup tekan. 

Kompresor torak banyak digunakan pada hampir semua jenis pemakaian sistem pendingin. Berukuran dari 1/8 HP yang banyak digunakan pada unit untuk perumahan hingga 100 HP atau lebih pada pemakaian instalasi-instalasi industri yang besar. Jumlah silinder berkisar antara 1 (satu) buah hingga 16 (enam belas) buah. 

Ada dua jenis kompresor rotari yang umum digunakan yaitu kompresor rotari yang menggunakan pisau-pisau yang ikut berputar dengan porosnya dan kompresor rotari yang menggunakan pisau pula namun, pisau tersebut tetap diam tidak ikut berputar dengan porosnya (blade type).

Kompresor rotari banyak digunakan pada refrigerator rumah tangga dan unit sistem tata udara hingga 5 HP. 


Gambar Kompresor rotari dengan pisau tetap pada tempatnya 

Kompresor sentrifugal banyak digunakan pada sistem pendingin yang besar. Uap refrigeran ditarik dan ditekan dengan pendorong (impeller) atau rotor dengan kecepatan putar yang sangat tinggi. Berkapasitas antara 35 ton hingga 2000 ton. 


Gambar kompresor Sentrifugal bentuk hermetic 

Kompresor Ulir sering disebut kompresor rotari jenis pilin atau Helical rotary Compressor. Kompresor ini menggunakan sepasang motor khusus yang berbentuk pilin atau ulir. Kompresor ini banyak digunakan pada sistem yang berkapasitas besar (di atas 20 ton).

Gambar Kompresor ulir drngan dua jenis roda gigi pilin

3. Katup Ekspansi 

Refrigeran di evaporator harus berada pada tekanan yang rendah dengan demikian akan menguap pada suhu yang rendah pula. Refrigeran cair pada unit pengembun (kondensor) adalah refrigeran yang bertekanan tinggi. Unit pendingin akan bekerja secara otomatis hingga diperlukan satu alat kontrol refrigeran yang harus ditempatkan dalam rangkaian sistem pendingin antara saluran cairan dan evaporator. Alat kontrol refrigeran akan menurunkan tekanan yang tinggi pada saluran cairan menjadi tekanan yang rendah di evaporator. Alat kontrol refrigeran dikenal dengan nama katup ekspansi.

Pada dasarnya ada 6 macam alat kontrol refrigeran atau katup ekspansi yaitu:

a. Katup tangan. 

b. Pelampung sisi tekanan rendah.

c. Pelampung sisi tekanan tinggi.

d. Pipa kapiler. 

e. Katup ekspansi otomatis.

f. Katup ekspansi termostatis. 

Fungsi katup ekspansi ini adalah untuk mengontrol jumlah refrigeran cair yang mengalir dari saluran yang masuk ke evaporator dan mempertahankan perbedaan tekanan antarsisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah sistem agar refrigeran dapat menguap di evaporator pada tekanan yang rendah.

a. Katup tangan

Alat yang paling sederhana yang digunakan sebagai alat kontrol refrigeran adalah katup tangan. Jumlah refrigeran yang masuk ke evaporator diatur dengan cara menutup dan membuka katup secara manual (dengan tangan).  Katup ini digunakan pada sistem pendingin pada instalasi industri yang besar dan pabrik-pabrik es. 

Gambar Katup tangan 

b. Pelampung sisi tekanan rendah 

Susuai dengan namanya, pelampung sisi tekanan rendah ditempatkan di sisi tekanan rendah pada sistem pendingin. Alat ini berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan permukaan refrigeran cair agar tetap konstan jumlahnya di dalam evaporator. Bila refrigeran cair didalam evaporator berkurang, pelampung akan membuka katup dan refrigeran cair dari saluran cairan mengalir masuk melalui katup. 

Gambar Pelampung sisi tekanan rendah

c. Pelampung sisi tekanan tinggi 

Pelampung sisi tekanan tinggi adalah alat kontrol refrigeran yang ditempatkan pada sisi tekanan tinggi. Refrigeran cair yang keluar dari kondensor langsung mengalir masuk ke dalam ruang pelampung sisi tekanan tinggi. Bila permukaan refrigeran cair naik, pelampung yang berada dalam ruang akan membuka katup dan refrigeran cair akan mengalir ke dalam evaporator.


Gambar Pelampung sisi tekanan tinggi 

d. Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan jenis alat kontrol refrigeran yang banyak digunakan. Pipa kapiler adalah pipa yang bagian dalamnya berdiameter sangat kecil. Besarnya diameter bagian dalam dan panjang pipanya akan mengatur jumlah aliran refrigeran.

Gambar Pipa Kapiler 

e. Katup Ekspansi Otomatis 

Katup ekspansi otomatis (AEV atau AXV = Automatic Expansion Value) atau katup ekspansi yang dikontrol oleh tekanan adalah alat kontrol refrigeran yang bekerja berdasarkan tekanan pada sisi tekanan rendah didalam sistem. Salah satu jenis katup ekspansi otomatis yang biasa digunakan adalah katup ekspansi tekanan tetap. Cara kerja katup ekspansi otomatis adalah sebagai berikut.

Gambar Kontruksi bagian dalam sebuah katup ekspansi otomatis 

Bellow (A) bergerak karena tekanan di evaporator berubah. Perubahan tekanan ini disebabkan kalor yang diserap bertambah atau dengan kata lain beban pendinginan bertambah. Bila tekanan bertambah, bellow A mengembang, menekan pegas dan menutup katup (B).  Bila katup (B) tertutup, maka refrigeran yang mengalir ke dalam evaporator terhenti. Akibatnya, tekanan di evaporator turun karena adanya kerja isap dari kompresor. Bila tekanan di evaporator telah turun hingga kekuatan penyetelan pegas, maka pegas akan menekan bellow (A) kembali ke keadaan penyetelan sekrup penyetel (C). Katup (B) akan tertekan atau terbuka kembali dan refrigeran akan mengalir ke dalam evaporator. Dengan demikian, jumlah refrigeran yang mengalir ke dalam evaporator akan tetap jumlahnya walaupun keadaan beban pendinginan di evaporator berubah-ubah, karena tekanan di evaporator diatur tetap oleh katup ekspansi otomatis ini. 

f. Katup Ekspansi Termostatis 

Katup ekspansi yang umum digunakan pada sistem pendingin komersil dan sistem tata udara adalah katup ekspansi termostatis. Katup ini bekerja dengan cara mempertahankan superheat (pemanasan lanjut) agar tetap nilainya di ujung evaporator.

Gambar Katup Ekspansi Termostatis 

4. Evaporator 

Evaporator adalah tempat menguap (to evaporator rate = menyuap) yaitu suatu alat atau peralatan tempat terjadinya penguapan yang ditempatkan disisi tekanan rendah pada suatu sistem pendingin. Pada evaporator inilah terjadi penyerapan kalor karena refrigeran menguap di dalam tempat ini. 

Evaporator sering disebut lilitan pendingin atau cooling coil. Fungsi dari evaporator adalah sebagai tempat menyerap kalor dari udara sekeliling oleh refrigeran yang menguap. Kalor ini kemudian dibawa dan akan dibuang atau dilepaskan di kondensor.

Pada dasarnya ada dua jenis evaporator yaitu:

a) sistem ekspansi kering atau ekspansi langsung (dry expansion atau direct expansion evaporator).

b) sistem banjir (flooded evaporator).


Gambar Evaporator ekspansi langsung 

Sebaliknya, pada evaporator sistem banjir (flooded evaporator), evaporator selalu terisi dengan refrigeran cair dan permukaan refrigeran diatur oleh sebuah katup pelampung atau pengatur permukaan cairan yang sejenis. Keuntungan jenis ini adalah akan terjadi penguapan pada seluruh permukaan evaporator sehingga pengambilan kalor oleh refrigeran akan tinggi. Kekurangannya adalah harus cukup banyak refrigeran yang mengalir dalam sistem.
Gambar Evaporator sistem banjir
Refrigeran beredar di dalam evaporator karwna gaya berat. Uap yang terbentuk diisap oleh kompresor. 
Dilihat dari bentuk kontruksinya, evaporator dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :
- evaporator dengan pipa terbuka
- evaporator dengan permukaan pelat
- evaporator sirip
Gambar Evaporator dengan pipa terbuka
Evaporator dengan pipa terbuka Biasanya terbuat dari pipa baja atau tembaga. Pipa baja digunakan untuk evaporator yaitu besar kapasitasnya dan untuk evaporator yang sistemnya berisi refrigeran amonia (R-717).


Gambar Evaporator pelat
Evaporator pelat dibuat dari evaporator pipa terbuka dengan menambahkan dua lembar pelat yang menutupi evaporator tersebut. Dengan adanya pelat-pelat tersebut, maka akan menambah luas permukaan perpindahan kalornya. Evaporator jenis ini banyak digunakan pada refrigerator rumah tangga. Evaporator jenis ini mudah dibersihkan, ekonomis, dan mudah dibentuk menjadi beberapa macam bentuk. 

Gambar Evaporator Sirip 

5. Kondensor 
Sama hanta dengan evaporator, kondensor berupa permukaan tempat perpindahan panas.  Sesuai dengan namanya yaitu tempat pengembun (to condense = mengembun). Kondensor adalah alat atau peralatan tempat terjadinya pengembunan, yang ditempatkan disisi tekanan tinggi pada sistem pendingin. Pada kondensor inilah terjadi pembuangan kalor ke sekeliling dan kalor ini merupakan kalor yang diserap di evaporator.
Di dalam kondensor, uap tang dipanaskan lanjut dan bertekanan tinggi dari kompresor mula-mula didinginkan hingga mencapai titik embunnya, kemudian mengembun. Medium atau zat perantara yang mendinginkan kondensor ini berupa udara, air atau kombinasi dari keduanya. Itulah sebabnya kondensor disini dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Kondensor dengan pendingin udara (Air Cooled Condenser) 
b. Kondensor dengan pendingin air (Water Cooled Condenser)
c. Kondensor dengan pendingin air dan udaea (Evaporator Condenser)

a. Kondensor dengan pendingin udara
Kondensor dengan pendingin udara pada umumnya terbuat dari pipa-pipa baja dan sirip baja. Peredaran atau sirkulasi udara pendingin dapat merupakan udara tanpa paksaan atau secara alamiah dan udara yang disirkulasikan dengan paksaan. Hal ini dapat dilakukan dengan kipas atau blower. Jumlah ini dapat dilakukan dengan kipas atau blower. Jumlah udara pendingin pada peredaran tanpa paksaan relatif kecil, hingga diperlukan luas permukaan kondensor yang lebih besar. 
Gambar Kondensor dengan pendingin udara 

b. Kondensor dengan Pendingin Air 
Kondensor dengan pendingin air banyak digunakan dengan kompresor berkekuatan 1HP atau lebih. Ada dua sistem sirkulasi air yang digunakan pada kondensor pendingin air yaitu:
- sistem air yang dibuang (Waste Water System) 
- sistem air yang disirkulasikan kembali (Reciculating Water System) 

Pada keadaan yang pertama, air pendingin yang melalui kondensor dibuang ke suatu tempat tertentu dan tidak digunakan lagi sebagai air pendingin kondensor.
Sebaliknya, pada sistem air yang disirkulasikan kembali, air yang telah digunakan untuk mendinginkan kondensor ditampung dan didinginkan kembali pada suatu tempat yang disebut menara pendingin (cooling tower).  

Kondensor dengan pendingin air dibagi menjadi tiga jenia yaitu:
- jenis pipa ganda (double tube atau tube intube) 
- jenis lilitan dan tabung (shell and coil) 
- jenis pipa dan tabung (shell and tube)

Sesuai dengan namanya kondensor pendingin air dengan pipa ganda terdiri atas dua buah pipa yang dibentuk atau dipasang masing-masing satu dibagian luar dan yang lainnya dibagian dalam. Arah aliran dari refrigeran yang didinginkan dengan arah aliran air berlawanan satu dengan yang lainnya. 

Kondensor dengan pendingin air jenis lilitan dan tabung dibentuk dari satu atau lebih lilitan pipa yang terbuka yang berada dalam tabung baja.  Air mengalir di dalam lilitan dan refrigeran yang didinginkannya dilakukan ke dalam tabung. 

Kondensor dengan pendingin air jenis pipa dan tabung merupakan tabung yang biasanya terbuat dari baja dengan pipa tembaga didalamnya. Air mengalir didalam pipa-pipa mengembunkan uap refrigeran yang panas didalam tabung tersebut.

c. Kondensor dengan pendingin air dan udara
Didalam kondensor dengan pendingin air dan udara, kondensor didinginkan dengan dua macam medium pendinginan yaitu air dan udara.  Jenis ini merupakan kondensor yang berfungsi sebagai kondensor sendiri dan menara pendingin. 


Gambar Kondensor dengan pendingin air dan udara 

B. Sistem Pendingin Non Mekanik
Pada sistem pendingin mekanik, kompresor digunakan untuk mendapatkan tekanan yang tinggi dan tekanan rendah. Telah diketahui bahwa pada sistem pendingin mekanik, kompresornya disebut jantung sistem pendingin. Tekanan yang terjadi pada sistem pendingin non-mekanik dihasilkan bukan oleh kompresor arau peralatan lain yang sejenis. 

1. Sistem Penyerapan 
Ketika refrigeran mendidih di evaporator, refrigeran mengambil atau menyerap kalor. Agar terjadi pendidihan pada suhu yang cukup rendah, tekanan di evaporator harus sangat rendah.  Tekanan yang rendah ini dapat dihasilkan dengan memindahkan uap yang terjadi karwna hasil penguapan secepat mungkin.  Uap yang terjadi ini dapat diserap dengan cepar tercapai keadaan yang diinginkan. Zat cair ini harus mempunyai sifat dapat menyerap uap refrigeran yang terjadi atau timbul bila didinginkan dan melepaskan kembali apabila dipanaskan. Sistem pendingin yang menggunakan prinsip semacam ini dikenal sebagai sistem penyerapan.
Refrigeran yang umum digunakan dalam sistem penyerapan adalah amonia  (R-717). Uap amonia dapat diserap dalam jumlah yang besar oleh air dingin bersuhu antara 30°C -35°C. Air mempunyai kemampuan untuk menyerap uap amonia dengan cepat dan sama efektifnya seperti kompresor. Salah satu contoh dasar dari penggunaan sistem ini adalah seperti gambar di bawah.

Gambar Dasar Sistem Pendingin Penyerapan 

Tangki A diisi dengan amonia murni pada tekanan yang tinggi. Kemudian dialirkan kedalam tangki penyerap B yang beriai air murni melalui katup ekspansi C dan evaporator D. Amonia akan menguap dan mengambil kalor dari sekeliling evaporator D. Uap amonia yang timbul dari hasil penguapan akan diserap atau diikat oleh air pada tangki B. Peristiwa penyerapan atau pengikatan uap amonia ini akan berlangsung terus sampai amonia di dalam tangki A habis atau daya serap air telah jenuh, sehingga pendinginan tidak berlangsung secara terus-menerus.
Seperti halnya dengan sistem pendingin mekanik yang bekerja terus menerus, pada sistem pendingin penyerapan pun memerlukan pula peratan kondensor, tangki penanpung cairan refrigeran, katup ekspansi, dan evaporator.
Air didalam tangki penyerap (A) menyerap konsentrasi larutan hampir 30 % amonia. Sehingga larutan ini disebut larutan kuat (strong aqua). Larutan kuat ini kemudian dipompakan ke tangki pembangkit generator (C) oleh sebuah pompa (B). Disini pompa (B) tidak berlaku sebagai kompresor didalam sistem pendingin mekanik, akan tetapi berfungsi hanya memindahkan larutan kuat ke generator (C). Di tangki pembangkit larutan dipanaskan oleh lilitan pemanas atau gas pembakar lainnya agar uap amonia terlepas dari ikatan larutan. Larutan yang sudah melepaskan uap amonia ini disebut larutan lemah (weak aqua). Kemudian uap amonia yang bertekanan dan bersuhu tinggi mengalir ke kondensor (D). Di kondensor (D)  uap berubah bentuk kembali menjadi amonia cair dan kemudian masuk ke evaporator (F) melalui tangki penampung refrigeran cair (E) serta katup ekspansi (G). Di evaporator atau (E) amonia menguap dan mengambil kalor serta menghasilkan efek pendinginan.

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement